19 April 2014

Devosi Kepada Maria - Nuestra Senora: Ratu dan Ibu Kita

Catatan: Tulisan ini adalah catatan pribadiku yang kubuat sebagai pekerjaan rumah dari Kursus Latihan Doa dan Hidup Rohani pada minggu ke empat yang kuikuti di gereja. Karena ini hanyalah pekerjaan rumah dari sebuah kursus, jadi tolong tulisan ini dibaca dengan pikiran dan hati yang terbuka, tanpa ada prasangka apa pun terhadap maksud dan tujuanku menulis tulisan ini. Terima kasih.

----------

Tuhan, Sang Tabib dan Penyembuh Dalam Hidupku

Beberapa tahun sebelum aku mulai rajin beribadah ke gereja, ada salah satu bagian di dalam tubuhku yang terasa sakit, seperti ada sebatang besi yang tertancap di bagian tersebut dan seperti ada semut-semut yang berjalan bolak-balik di bagian tersebut. Aku ingin sembuh dari rasa sakit tersebut, namun entah kenapa, aku tidak memiliki waktu untuk pergi ke dokter untuk memeriksakan rasa sakit tersebut. Hal ini bukanlah kesengajaan yang kukerjakan karena tidak mau ke dokter. Pada saat itu, aku mencoba menghilangkan rasa sakit itu dengan berlatih yoga. Dalam pikiranku saat itu, kalau aku bisa meringankan rasa sakit yang dialami oleh para murid yogaku, tentu aku juga harus bisa menghilangkan rasa sakitku sendiri. Rasa sakitnya memang bisa berkurang, namun belum bisa hilang dan selalu timbul terus. Bahkan di dalam intensi Doa Bulan Purnama yang merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Yogaku pada tahun 2012, meminta kesembuhan atas rasa sakit ini adalah hal pertama yang kutulis di dalam daftar doaku.

Dilain hal, dulu aku juga memiliki luka batin yang sangat menggangguku. Setiap kali mengingat seseorang, rasanya aku ingin marah. Jangankan mengingat wajahnya, mendengar namanya saja sudah bisa membuat aku kesal. Aku memiliki luka batin ini jauh lebih lama dari rasa sakit di dalam tubuhku yang telah kujelaskan diatas. Untuk luka batin yang ini, dulu aku tak pernah punya rencana untuk memaafkannya.

Pada bulan November 2013, beberapa saat sebelum aku dibaptis pada bulan Desembernya, aku merasakan keajaiban yang luar biasa atas dua luka di dalam tubuhku yang kusebutkan diatas. Yang pertama adalah bahwa aku merasakan betul bahwa rasa sakit di bagian tubuhku itu telah hilang begitu saja. Iya, aku tiba-tiba sembuh! Dan yang kedua, pada saat mengucapkan doa kepada sesama yang harus menyebutkan nama dari orang-orang yang kudoakan, entah kenapa, tiba-tiba nama orang yang membuatku marah tersebut begitu saja terucap dengan lancar tanpa aku merasa ada kemarahan sama sekali di dalam hatiku. Dan aku menyebut nama lengkapnya! Aku pun sempat berhenti berdoa karena aku kaget sendiri. Bagaimana bisa aku menyebut nama orang ini dengan lengkapnya tanpa rasa marah? Tuhan rupanya begitu baiknya mau menyentuhku dengan menyembuhkan aku dan menghibur aku sehingga rasa sakitku hilang dan aku mau memaafkan orang yang membuatku marah.

Tuhanku memang luar biasa! Dia adalah dokter terhebat di alam semesta ini yang mampu menyembuhkan aku melalui caranya yang istimewa sekali!

Terima kasih, Tuhanku, Engkau begitu baik sekali kepadaku! Engkau mau turun sendiri untuk menyentuhku dan menyembuhkan luka fisikku dan luka batinku. Aku merasakan betul bahwa Engkau menjamahku dengan istimewa sekali. Engkau mengambil rasa sakit dan rasa lukaku, dan Engkau menggantikannya dengan rasa suka cita dan permaafan. Engkau bagaikan air yang menetesi sebuah batu yang keras. Engkau menetesi aku dengan air cintamu yang penuh kasih yang melembutkan kepala dan hatiku sehingga menjadi pasir putih yang halus dan lembut. Tuhan, Engkaulah dokterku yang paling terbaik di alam semesta ini. Semoga kesembuhan yang Engkau berikan kepadaku dapat membuat jiwaku tenteram dan damai. Tuhan, bila Engkau berkenan, aku mohonkan ijin-Mu untuk membagikan berkat kesembuhan ini kepada sesamaku di dunia ini. Aku juga ingin agar semua makhluk hidup di bumi ini hidup tanpa rasa sakit. Semoga aku selalu punya kemurahan hati untuk meringankan rasa sakit makhluk hidup di dunia ini melalui tanganku atau pun melalui doa-doa yang kupanjatkan kepada-Mu.


Maria – Sang Ratu

Ibu Maria adalah bagian dari pertumbuhan iman di dalam hidupku. Ia datang melalui doa Salam Maria yang ku ucapkan kala aku merasa kosong, sepi dan sendiri. Bersama Bapa di Surga, Yesus Kristus dan Roh Kudus, Sang Ratu Maria membawaku pada kunjungan pertamaku di saat dewasa ke gereja. (Catatan: Kunjungan ke gereja di saat dewasaku bukanlah pengalaman pertamaku masuk ke gereja. Waktu aku sekolah, aku telah sering berkunjung ke gereja, karena sekolahku adalah sekolah Katolik).

Keberadaan Sang Ratu Maria di sisi Tuhan Yesus setiap saat sampai ajal-Nya juga telah membuatku melihat kembali kepada hubunganku dengan ibuku sendiri. Waktu aku masih kecil, ibuku adalah sang malaikat penolong yang rela menggendongku berkeliling komplek untuk mengantarkan aku yang sakit gigi ke dokter. Hal ini masih teringat betul di dalam pikiranku. Ibuku adalah salah satu orang pertama yang memberikan ijin ketika aku menyatakan ingin menjadi pengikut Yesus Kristus dan menjadi orang Katolik. Di saat itu, aku merasakan betul bentuk kehadiran Sang Ratu Maria di dalam diri ibuku. Dua sosok ini sama-sama memiliki hati yang luas dan penuh kerelaan. Sang Ratu Maria merelakan dirinya untuk menjadi tempat awal mula dan bertumbuhnya Yesus Kristus. Ibuku merelakan aku untuk memiliki keyakinan yang tidak sama dengan keyakinan yang dimilikinya.
Ibuku, terima kasih ya, untuk izin dan keikhlasanmu. Semoga Tuhan selalu melindungi dan menyayangimu.

Dan sejak aku mulai rajin beribadah ke gereja, aku mulai sering mengucapkan Doa Rosario sambil membayangkan bahwa Sang Ratu Maria sedang ada bersamaku. Doa Rosario mampu membuat diriku merasa tenang dan damai, bahkan di saat-saat aku merasa cemas. Aku mengucapkan Doa Rosario ketika menunggu taksi, di tengah kemacetan di ibukota Jakarta ini, saat sebelum tidur, dan lain-lain. Doa Rosario sangat mampu meredamkan kecemasanku, menambah kesabaranku, menenangkan aku sehingga aku dapat tidur dengan lebih nyenyak, dan lain-lain. Aku sangat bisa merasakan bahwa Sang Ratu Maria memelukku dengan erat dan membisikkan kata-kata bahwa aku tak perlu kuatir tentang hal apa pun di dunia ini selama aku percaya akan kasih Tuhan kepadaku.

Doa Salam Maria juga selalu menyertaiku, selain doa Bapa Kami dan Kemuliaan, ketika aku mengajar Yoga, baik di awal, di tengah maupun di akhir kelas. Aku selalu ingin agar Sang Ratu Maria berada di sisiku agar Sang Ratu dapat membagikan sifat keibuannya kepadaku, sehingga aku dapat mempergunakan ilmu dan kemampuanku seluas-luasnya untuk merawat kebaikan dan kesehatan dari murid-muridku.

Di dalam bayanganku, Sang Ratu Maria telah menjadi sumber rasa tentram dan damai di dalam diriku, menjadi pelindungku dari segala mara bahaya dan menjadi panutan dalam hal mengasihi dan menyayangi sesama makhluk hidup.

Bunda Maria, terima kasih bahwa Engkau telah mau hadir di dalam hidupku dan menemani aku di dalam segala aktifitasku. Bunda Maria, tolonglah aku dan doakanlah aku.


Pejiarahan Rohani Menuju Tuhan

Sang Ratu Maria adalah manusia yang penuh kerelaan menerima apa pun kehendak dari Bapa di Surga. Dengan kerelaannya inilah, maka Yesus ada, datang dan menjadi menjadi Guru bagi pengikut-Nya.

Sedangkan aku dulu adalah yang manusia yang keras dengan kehidupan yang terasa cepat, mewah, sibuk, penuh ketegangan, penuh persaingan dan rasanya tak ada kesempatan untuk berhenti sejenak untuk bernafas, mendamaikan diri dan mendengar kehendak Tuhan. Dan akhirnya, aku menemukan suatu titik dimana aku harus berhenti sejenak untuk mendengarkan Tuhan. Sebenarnya, Tuhanlah yang menginginkan aku untuk berhenti sejenak agar aku dapat mendengar suara-Nya dan menyadari bahwa jiwaku yang dulu itu kosong dan hampa. Di titik perhentian inilah, aku bertemu dengan Tritunggal Maha Kudus yang mengajakku untuk masuk ke dalam rumah mereka yang nyaman.

Sekarang ini, aku adalah manusia yang “lentur” dalam menyikapi hidup ini dengan kehidupan baruku yang terasa pelan, sederhana, rileks, penuh ketenangan dan penuh persahabatan. Dan aku selalu memiliki waktu untuk berhenti sejenak untuk bernafas, berpikir, melihat kembali segala langkahku yang telah kuambil dan mendengarkan kehendak Tuhan. Ternyata aku baru menyadari bahwa berkat dari Tuhan yang paling besar adalah jiwa yang tenang, hati yang damai dan wajah yang penuh suka cita. Berkat yang datang tak perlu harus berkat yang besar dan mewah, justru berkat yang baik bagiku adalah yang datang dalam bentuk kecil dan sederhana, namun ada tersedia setiap hari.

Seorang sahabat dekat yang jiwa dan indra ke enamnya sangat sensitif karena seringnya melakukan meditasi juga mengatakan bahwa Tuhan telah begitu baiknya mempersiapkan dan memperbaiki fisikku melalui jalan Yoga, sehingga jiwaku pun akhirnya terbentuk dan siap menyambut agama baru yang membuat diriku menjadi manusia yang bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik.

Terima kasih, Sang Ratu Maria, yang telah menjadi teladan bagiku agar aku selalu mau mendengarkan kehendak dari Bapa di Surga.

Ad Maiorem Dei Gloriam
Iesus Hominus Salvator


No comments:

Post a Comment