06 August 2010

MUSEUM SEJARAH JAKARTA: BEREKREASI SAMBIL BELAJAR

Museum Sejarah Jakarta sebagai etalase sejarah budaya kota Jakarta dan tempat untuk merawat dan memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia ingin menyebarluaskan informasi mengenai peninggalan masa prasejarah di Jakarta melalui koleksi benda-benda peninggalan jaman prasejarah yang ditemukan di Jakarta. Museum Sejarah Jakarta adalah tempat untuk menambah pengetahuan dan dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi.

Koleksi benda-benda prasejarah yang tersimpan di Museum Sejarah Jakarta perbendaharaannya mencapai 23.500 buah berasal dari warisan Museum Jakarta Lama, hasil upaya pengadaan Pemerintah DKI Jakarta, sumbangan perorangan maupun institusi dan hasil survey dan penggalian yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman dari tahun 1970-1990.  

Tata pamer tetap Museum Sejarah Jakarta dilakukan berdasarkan kronologis sejarah Jakarta. Dimulai dari ruang Prasejarah menampilkan peninggalan benda prasejarah dan situs arkeologi yang ditemukan di daerah aliran Sungai Ciliwung. Setidaknya terdapat 15 buah situs arkeologi yang ditemukan, di antaranya situs Pejaten, Kampung Kramat, Rawa Kodok, Condet-Balekambang dan Tanjung Barat.

Kemudian masa Perundagian berlangsung tahun 1000-500 SM, telah menghasilkan berbagai benda yang terbuat dari logam, perunggu dan besi. Di antaranya kapak perunggu, gelang dan cincin, tombak dan parang. Dari penggalian arkeologi yang dilakukan tahun 1974 dari situs Pejaten ditemukan sisa-sisa kegiatan perbengkelan logam dan perunggu.

Lalu masa bercocok tanam yang berkembang tahun 3000-1000 SM yang menghasilkan alat-alat barupa beliung persegi yang diupam halus. Selain itu ada Prasasti Tugu yang berasal dari pertengahan abad ke-5 yang ditemukan di daerah Koja, Jakarta Utara. Terdapat pula prasasti Kebon Kopi, Ciaruteum, Jambu, Pasirawi, dan lainnya.

Di ruang lain, dipamerkan beberapa penemuan arca, antara lain Arca Siwa yang ditemukan tahun 1894 di tepi sungai Cilliwung, Arca Ganesa ditemukan di Warung Buncit, Arca Durga Kali ditemukan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Arca Wisnu ditemukan di Desa Pedes. 

Di tempat lain dipamerkan benda-benda bersejarah, seperti senjata kuno, perahu perang dan perabot meja kursi. Tak ketinggalan budaya masyarakat Betawi dengan seperangkat alat musik Gambang Kromong dan pakaian adat Betawi. Jakarta era pembangunan menampilkan becak yang pernah menghiasi Jakarta beberapa tahun lalu namun kini sudah dirumponkan.

Koleksi lain yang menarik adalah patung Hermes, pedang eksekusi, meja bulat tanpa sambungan dan terowongan bawah tanah (bunker) sepanjang 35 meter yang dulu dipakai kolonial Belanda untuk memenjarakan dan menyiksa para tawanan pribumi. Selain itu ada Meriam Si Jagur yang dibuat oleh MT Bocarro di Macao yang pernah bertempur di Malaka sebelum diangkut ke Batavia pada tahun 1641. Meriam Si Jagur ini dilebur dari 16 meriam kecil yang mempunyai panjang 380 cm dan berat 3,5 ton. Masyarakat percaya bahwa Si Jagur itu lambang kesuburan dan diyakini bisa memberikan berkah kehamilan.

Museum pun membuka kesempatan kepada masyarakat perorangan maupun institusi untuk meminjamkan atau menyumbangkan koleksinya kepada Museum Sejarah Jakarta.Fasilitas lain yang terdapat di Museum Jakarta adalah perpustakaan tempat penyimpanan 1200 judul buku peninggalan masa kolonial, kafe Museum yang bernuansa “tempo doeloe”, toko souvenir, ruang pertemuan dan taman dalam yang asri yang dapat disewa sebagai ruang resepsi.

Dengan harga tanda masuk yang murah, tentunya Museum Sejarah Jakarta dapat menjadi tempat berekreasi yang menarik sambil kita dapat belajar tentang sejarah Ibukota Jakarta. 

No comments:

Post a Comment