14 July 2005

Ngopi di Republika


Pada suatu hari, saya menerima email dari wartawan media massa Republika, yaitu mas Heri, yang menyatakan keinginannya untuk mewawancarai saya mengenai kopi. Beliau juga bilang bahwa beliau mendengar wawancara mbak Ida dan mas Krisna di Delta FM dengan saya. (Wah, mas Heri ini juga pendengar setia Delta FM ya!) Weleh weleh, ini mengejutkan sekali sekaligus juga membuat saya jadi agak ge-er. Lha, dari sekian banyak pengopi di muka bumi Indonesia ini, kok malah saya yang di pilih ya? Saya pun sampai berpikiran, jangan-jangan mas Heri ini lagi mimpi dan mengigau. Ha ha ha.

Tawaran mas Heri ini tentu saja tidak saya tolak. Akhirnya wawancara itu pun dimuat pada edisi Republika tanggal 12 Juni 2005. Kalau dibaca, maka anda akan menemukan kumpulan apa yang saya tau mengenai kopi dengan bahasa seorang mas Heri yang wartawan itu. Tentu saja bahasanya lebih baik dari bahasa yang saya pergunakan di blog saya ini. Selamat menikmati tulisan mas Heri di bawah ini, tentu saja sambil ngopi ya….. He he he……


---------------------------------------------------------


Minggu, 12 Juni 2005 18:42:00

Meneguk Nikmatnya Secangkir Kopi

Secangkir kopi yang nikmat ternyata melibatkan banyak hal. Dari memilih biji kopi, mengolahnya menjadi bubuk kopi, sampai menyeduhnya. Semua ada caranya.

Apa arti kopi bagi Anda? Bagi para penggemar fanatiknya, kopi adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Secangkir kopi akan selalu menjadi teman setia pada saat-saat tertentu.

Di Indonesia, "si hitam" yang beraroma menggoda ini, digandrungi banyak orang. Tak pandang pria, atau wanita. Meski begitu, tak banyak dari mereka yang benar-benar paham bagaimana memilih, menyimpan, dan menyajikan kopi dengan baik. Jika Anda pun termasuk dalam kelompok ini, rasanya Anda perlu menyimak penuturan Astrid Amalia, penggemar berat kopi, yang punya pengalaman dan pengetahuan luas tentang kopi.

Menurutnya, kopi yang banyak dijual di pasar Indonesia adalah jenis arabika dan robusta. Anda bingung membedakannya? Masing-masing jenis memang memiliki ciri tersendiri. Robusta memiliki biji yang berbentuk bulat dan bergaris tengah lurus. "Sedangkan jenis arabika berbentuk lonjong dan bergaris tengah bergelombang," ujar wanita yang tiga tahun terakhir ini serius mempelajari kopi dan sudah menguasai coffee cupping yakni proses mengenali dan mencicipi kopi, baik melalui karakter, warna, maupun rasanya.

Dalam hal harga, kopi arabika lebih mahal dibanding robusta. Kandungan kafein dari kedua jenis kopi ini pun berbeda. Robusta mengandung antara 2,8 persen sampai 4,0 persen kafein. Sedangkan kandungan kafein pada kopi jenis arabika hanya 1,0 persen sampai 1,7 persen. "Karena kadar kafein arabika lebih sedikit, maka keunggulan arabika adalah tidak membahayakan perut Anda walaupun rasanya agak asam di mulut," kata wanita yang gemar minum kopi sejak kecil ini. Lantaran harganya lebih murah dan kadar kafeinnya tinggi, kopi robusta banyak digunakan untuk produk kopi instan.

Namun, bagi pecinta kopi sejati, kopi instan dirasa "kurang mantap" dibanding kopi biasa. "Bagi saya, misalnya, kopi instan sudah melalui proses mesin yang menghilangkan sifat alami dari kopi," ucap konsultan bisnis pada sebuah perusahaan ini. Sifat alami yang tak bisa ditemukan dalam kopi instan adalah aromanya yang harum dan cita rasanya yang khas.

Selain biji kopi, kualitas kopi juga ditentukan oleh bagaimana kopi itu disimpan. "Makin lama kita menyimpan dan mengonsumsinya, makin menurun pula kualitas kopi itu." Apalagi, jika kopi itu disimpan dalam tempat yang tidak kedap udara dan tembus pandang. Patut Anda ingat, musuh utama kopi adalah udara dan cahaya. Karena itu, bila Anda membeli kopi, pilihlah yang dikemas dalam bungkus yang kedap udara dan tidak tembus pandang.

Di rumah pun, Anda mesti menyimpan kopi dalam wadah yang tertutup rapat dan tidak tembus cahaya. Bila perlu, bagian dalam dari tutup atasnya dilapisi dengan aluminium foil supaya udara tidak bisa masuk. Dan bila suatu kali Anda membeli kopi yang sudah digiling atau kopi dalam kemasan, usahakan membeli dalam jumlah sedikit saja. "Mungkin untuk pemakaian sampai kira-kira seminggu atau dua minggu, supaya kopi yang kita konsumsi itu kualitasnya masih baik."

Akan lebih baik lagi bila Anda menyimpan kopi yang sudah digoreng, tapi masih dalam bentuk biji. Bila Anda hendak mengonsumsinya, gilinglah biji kopi dengan takaran untuk sekali pakai atau kalau mau praktis, gilinglah kopi dengan takaran untuk konsumsi selama seminggu. "Cara seperti ini akan mempertahankan rasa, aroma, dan kualitas kopi yang Anda konsumsi."

Bagaimana bila kopi yang kita simpan tiba-tiba terasa lembab? Segera masukkan bubuk kopi ini ke dalam lemari es. Tapi ingat, bukan di bagian freezer. Masukkan wadah penyimpan kopi dengan tutup setengah terbuka di dalam kulkas, dan biarkan semalaman. Proses ini akan membantu bubuk kopi kering kembali.

Cara menyeduh kopi

Menyajikan secangkir kopi juga ada caranya lho. Cara yang paling baik, menurut Astrid, adalah dengan menyeduh sesendok teh bubuk kopi dengan air panas. Untuk air panasnya, Astrid menyarankan, air mineral yang tidak dididihkan terlalu lama. "Begitu keluar gelembung pertama, langsung angkat." Air yang terlalu mendidih, menurut Astrid, justru akan merusak cita rasa kopi.

Sebab, air yang terlalu lama mendidih bisa membuat kopi yang sebenarnya sudah digoreng, menjadi gosong. Bagaimana jika suatu kali Anda mendidihkan air terlalu lama? Bila ini terjadi, Astrid menyarankan untuk mendiamkan dulu air itu selama sekitar dua menit. "Biarkan, agar suhu air itu sedikit menurun."

Saran lainnya, jangan langsung meminum kopi yang baru diaduk dalam cangkir. Sabarlah, tunggu sekitar tiga menit, baru diminum. Anda bisa menambahkan gula atau tidak, tergantung selera. Bila Anda pecinta kopi hitam tanpa ampas, maka setelah menunggu tiga menit tadi, kopi langsung bisa disaring dan mungkin dicampur gula bila suka.

Selain gula, Anda bisa pula mencampur kopi dengan bahan lainnya seperti susu dan krimer. Nah, agar benar-benar nikmat waktu diminum, kopi yang telah diseduh itu harus diminum dalam jangka waktu 30 menit setelah dihidangkan. "Terlalu lama dibiarkan, kenikmatannya bisa berkurang."

Espresso dan cappucinno Saat ini, terdapat aneka sajian minuman dari kopi. Bila Anda mampir ke kedai kopi ternama, mungkin Anda akan ditawari espresso atau cappucinno. Menurut Astrid, espresso adalah segelas mungil kopi hitam kental yang dibuat melalui proses menekan air panas (dengan mesin espresso) melewati biji kopi yang sudah dipadatkan dengan tekanan tingkat tinggi.

Lamanya pembuatan espresso itu sekitar 15 sampai 20 detik. Hasilnya adalah segelas mungil kopi kental dengan cita rasa yang cukup mantap. Biasanya, espresso diminum begitu saja, tanpa campuran apapun. Menurut Astrid, keunggulan dari espresso adalah kandungan kafeinnya lebih sedikit dibanding dalam kopi tubruk. Penampilannya juga cantik. Ini berkat crema, lapisan tipis berwarna emas yang terdapat di permukaan espresso. "Espresso yang sempurna mempunyai crema yang berwarna emas dengan ketebalan kira-kira lima milimeter, dan ketika diangkat dengan sendok, crema tersebut tidak langsung menetes ke bawah," tutur Astrid.

Biasanya, espresso diminum dalam cangkir mungil yang disebut demitasse. Espresso juga bisa dipakai sebagai bahan dasar untuk beberapa jenis minuman dari kopi, semisal cappucinno. Apa pula yang disebut cappucinno? Ini adalah campuran antara sepertiga kopi espresso, sepertiga susu cair, dan sepertiga busa susu. Untuk cita rasa terbaik, pilih jenis kopi arabika untuk cappucinno Anda.

(hri)

No comments:

Post a Comment