20 April 2004

Coffee Tasting: Kopi Pontianak

Pada hari Sabtu yang lalu, saya beruntung sekali dapat menghadiri suatu kelas Coffee Cupping di Caswell’s Mom, yaitu kelas untuk belajar mengenai kopi dan cara menikmatinya.

Cara menikmati kopi? Iya!! Menikmati kopi. Ternyata menikmati kopi tidak hanya terbatas dengan cara meminumnya saja, tetapi juga bisa dengan cara menyeruputnya, mencium aromanya sebelum dan sesudah diseduh, melihat kepekatannya, dll. Hampir mirip lah dengan cara wine tasting.

Tentu saja saya tidak bisa menjelaskan secara detail pelajaran Coffee Cupping ini seperti apa, karena terlalu detail sehingga akan membosankan.

Yang saya ingin jelaskan disini adalah praktek saya terhadap pelajaran Coffee Cupping itu di dalam kehidupan sehari-hari saya.

Kebetulan, saya mempunyai kopi yang belum saya hayati secara baik-baik. Kopi ini adalah kopi Pontianak, pemberian dari sahabat saya, Tiur. Tiur memberikan kopi ini ketika saya mengadakan Tur de Kopi beberapa waktu lalu.

Tiur bilang, kopi ini dia beli di Toko Obor yang terletak di Jl. Tanjung Pura, Pontianak. Tapi Tiur tidak tahu apakah ini kopi arabika atau robusta. Wah, sayang sekali ya.

Nah, saya ingin sekali berbagi tentang cita rasa kopi ini sekalian mempraktekkan ilmu yang saya dapat dalam kelas Coffee Cupping yang lalu.

Sebelumnya, review saya tentang kopi ini akan saya lakukan dalam Bahasa Indonesia, jadi jangan heran kalo bahasanya agak ajaib, dan penilaiannya bersifat subyektif.

---------------------------------------------

Kopi Pontianak

Kepekatan menyangrai: Agak pekat, karena warna dari kopi ini seperti tanah, yaitu coklat tua sekali.

Bau kopi sebelum diseduh: Kopi ini kok bau nya sangat lembut sekali, bahkan lebih lembut dari kopi smoothnya SB. Bahkan secara ekstrem, hidung saya merasakan bau tanah kalo menghirup bau kopi ini dekat-dekat. Karakter dari kopi ini juga seperti tanah, yaitu padat dan lembab.

Aroma setelah di seduh: Setelah diseduh pun, seperti halnya ketika belum di seduh, aroma kopi ini tidak terlalu kuat. Jangan-jangan, karakter kopi ini memang soft dan mellow ya.

Keasaman: Kopi ini rasanya agak datar, dimana lidah saya hanya mengecap rasa kopi saja yang agak pahit itu tanpa harus terganggu dengan keasaman yang biasanya menyertai kopi pada umumnya. Karakter seduhan kopi ini juga agak kering di mulut, tipis lah bahasa gaulnya, dan efek rasanya lebih terkonsentrasi di dinding mulut bagian atas.

Rasa: Datar – agak cemplang sedikit - dan pahit, tapi tidak terlalu pahit banget sih dan tidak berbobot berat sehingga tidak membuat wajah saya menyeringai kepahitan.

Tingkat kekentalan: Berat dan pekat, bahkan ketika di campur dengan susu pun masih kelihatan sekali kepekatan kopi ini.

Rasa akhir di dalam rongga mulut: Setelah ditelan melewati tenggorokan, rasa kopi ini hilang dengan cepat.

Pendapat umum: Aroma dari kopi ini biasa saja dan lembut. Tetapi kekentalannya cukup tebal. Sehingga kopi ini rasanya cocok utk peminum yg tidak mementingkan aroma tapi mementingkan ketebalan dan kekentalan kopi. Kopi ini cocok diminum bila di campur susu atau krim. Atau mungkin bagi para pengopi yang perfeksionis, kopi jenis ini dapat di campur dengan jenis kopi lain yang kalah di tingkat kekentalan tapi menang di aromanya, sehingga menciptakan hasil akhir kopi kental yang beraroma kuat.

No comments:

Post a Comment