21 November 2003

Resto Al Nafoura – Hotel Le Meridien – 20 November 2003

Pada hari kamis kemarin, saya bersama Susanti ’si Ibu Sadis’ dan Grace mencoba untuk dinner di Resto Al Nafoura di Hotel Le Meridien di Jalan Jend. Sudirman.

Resto ini memang dari interiornya bernuansakan Lebanon, termasuk pernak-pernik kecilnya, seperti teko dari bahan metal, alat untuk merokok, dll. Tetapi Ibu Sadis sejak awal sudah mengkritik ketidak konsistenan interior resto ini, karena untuk urusan bangku dan meja, resto ini menggunakan bangku gaya betawi.

Kami memesan menu buffet, dengan pemikiran bahwa kami dapat mengapresiasikan hampir seluruh makanan di resto ini dalam satu kali makan. Karena pada saat itu kami datang dalam nuansa ’buka puasa’, maka setelah menikmati teh hangat, saya pun mencoba kurma yang disajikan di meja. Ternyata rasa kurma dimana-mana sama aja ya...maanniisss banget.

Lalu setelah cooling down sebentar untuk memberi waktu pada perut saya yg abis puasa ini, saya pun langsung menyerbu meja tempat salad dan appetizer dihidangkan.

Untuk pembuka, saya mencicipi krim sup ayam. Rasanya sangat cukup light. Tetapi, menurut saya, akan lebih baik lagi bila kita menambah sedikit garam dan merica.

Salad yg saya coba pertama kali adalah salad tomat, lettuce dan timun dgn dressing nya: vinegrete, mayonnaise dan thousand island. Rasanya sih kalo yang ini, rasanya sama kok dengan resto-resto lain.

Untuk appetizer, saya mencoba Hommos, yaitu hidangan bubur kacang Lebanon dengan selai wijen, sari jeruk nipis dan minyak zaitun. Bentuknya seperti cream yg kental sekali dan rasanya cukup enak kok di mulut saya.

Saya lalu mencoba appetizer yang kedua, Moutabel, yaitu hidangan bubur terong bakar dengan selai wijen, sari jeruk nipis dan minyak zaitun. Yang ini pun bentuknya mirip sekali dengan Hommos, tetapi rasanya agak hambar sedikit. Saya pikir, kok lebih enak Hommos ya.

Appetizere yang ketiga adalah Fattouche, yaitu hidangan sayuran segar yang dicampur dengan potongan roti pita bakar, sirup buah delima dan minyak zaitun. Rasanya antara segar dan manis, mungkin ini karena ada pengaruh dari sirup buah delima nya.

Sedangkan appetizer yang keempat yang saya coba, yaitu timun dengan yoghurt, kok rasanya enggak pas ya di mulut saya. Timunnya terasa agak pahit dan yoghurtnya tidak mamou menutup rasa pahir dari timunnya. Saya bahkan tidak menghabiskan hidangan yang satu ini.

Appetizer yang kelima adalah Baba Ganouj, yaitu hidangan salad terong panggang dengan tomat, paprika, sari jeruk nipis dan minyak zaitun. Rasa hidangan ini hampir mirip dengan Fattouche, tetapi rasa segar nya lebih dominan pada hidangan yang satu ini.

Sebagai penutup untuk section appetizer ini, saya mencoba ketoprak, Cheese Sambousek, Meta Sambousek dan asinan mangga serta asinan buah cereme.

Cheese sambousek adalah pastel goreng isi keju. Makanan ini merupakan makanan favorit kami bertiga. Porsi keju di dalam hidangan ini sangat tidak mengecewakan, terasa sekali dan enak.

Meat sambousek adalah pastel goreng isi daging. Kok rasanya kayak martabak ya.

Ketopraknya terasa agak lain, ada sedikit rasa rempah-rempah di dalamnya. Sangat berbeda sekali dengan ketoprak yang biasa lewat di depan rumah saya.

Setelah selesai dengan appetizer, perhatian saya pun berpaling kepada main course di meja sebelah.

Hidangan pertama yang saya cicipi adalah ikan bakar disiram bumbu zaitun hitam dan saus tomat. Ikan yang disajikan cukup besar, kira kira 50 centi dengan ketebalan dagingnya kira-kira 10 centi. Entah ini ikan jenis apa, tetapi taste dari ikan ini sangat baik dan gurih.

Hidangan keduanya yaitu daging domba yang dimasak dengan sayur bayam rebus. Cukup enak, dan rasanya agak mirip dengan bubur menado.

Hidangan ketiga yang saya ambil adalah daging kebab panggang dan roti pita panggang. Dagingnya disajikan utuh, dan memang ada petugas yang bertugas memotong daging ini untuk di hidangkan di piring kita.

Ketika saya asik makan, Grace sempat menyarankan saya untuk mengambil nasi bihun. Walau pada mulanya saya menolak karena saya sedang diet anti-carbo, tetapi akhirnya saya setuju untuk mencicipi dengan toleransi bahwa saya hanya mengambil satu sendok teh nasi bihun tersebut untuk di coba. Well, setelah dicoba, kayaknya nasi ini dimasak dengan santan ya, sehingga nasi ini mengingatkan saya pada rasa nasi kuning.

Lalu saya melanjutkan pada hidangan ke empat, yaitu sup kacang merah. Rasanya gurih dan kuahnya kental sekali.

Hidangan kelima nya adalah daging domba panggang dan ayam shawarma. Kedua hidangan ini diletakkan terpisah, tetapi kelihatannya cara pembuatannya sama yaitu dipanggang dengan bawang bombay.

Setelah kenyang dengan hidangan utama, perut saya sudah tidak sabar lagi untuk mencicip hidangan penutup di meja yang terletak agak jauh dari meja hidangan sebelumnya.

Hidangan penutup pertama yang saya ambil adalah Kattaf, yaitu hidangan roti yang di isi dengan adonan kacang pistachio dan sirop gula. Rasanya manis dan isi pistachionya cukup tebal.

Hidangan penutup kedua adalah Um Ali...bukan Om Ali ya...he he he... Hidangan ini terbuat dari roti kering yang disiram susu lalu dicampur kismis dan akhirnya dipanggang. Bentuknya kayak souffle. Rasanya di mulut lembut sekali.

Hidangan penutup ketiga yang saya coba adalah Mohalabia, yaitu puding tepung jagung yang direbus pakai pake aroma air mawar dan susu. Wuah...hidangan ini teksturnya kayak fla nya puding, tetapi agak lebih keras lagi. Porsi susu di dalam hidangan ini sangat dominan, sehingga saya merasa seperti makan susu beku.

Sebagai penutup dari makan malam kami, Grace menyarankan untuk memesan Galap Juice. Ini adalah minuman yang terbuat dari jus bunga mawar. Tetapi setelah dicoba, kok rasanya kayak sirop buatannya Marjan ya...

Tentu saja ada banyak hidangan lain yang disajikan malam itu selain yang saya sebut diatas, seperti es campur, kolak, Creme Caramel, assorted french pastries, dan lain-lain. Rasa dari makanan tersebut tidak mengecewakan lah untuk ukuran resto yang terletak di hotel bintang lima.

Soal harga, malam itu kami dikenai Rp. 400,000 ++. Agak mahal, tapi sebanding kok dengan nilai ‘adventure’ yang saya alami di resto ini.

Yang paling membuat saya terkesn, ketika kita keluar dari resto ini, salah satu pelayan di front desk menawarkan untuk memercikkan air mawar di tangan kami masing-masing. Baunya harum sekali.

Salam makan,
Astrid.

For any comment or question, please send email to: astrid-amalia@angelfire.com

No comments:

Post a Comment